Kamis, 07 Januari 2010

DRAMA APPROVAL FPJP Rp. 6,7 T BANK CENTURY

Dalam pemeriksaan Pansus Angket Bank Century, Kamis (7/1/2010) malam.
Saat ditanya tentang rapat perubahan Peraturan BI Nomor 10/26/2008 tentang Syarat Mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) pada 13 November 2008 membahas mengenai perubahan Peraturan BI Nomor 10/26/2008 tentang Syarat Mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek. Perubahan Peraturan BI Nomor 10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober mengenai syarat bank yang dapat mengajukan FPJP menjadi pangkal "mulus"-nya Bank Century mendapatkan kucuran dana Rp 6,7 triliun.
DRAMA APPROVAL FPJP Rp. 6,7 T BANK CENTURY : TIGA PETINGGI BI MENANGIS, YAITU GUBERNUR BI (SAAT ITU) BOEDIONO, DEPUTI GUBERNUR SENIOR BI MIRANDA GOELTOM, DAN DEPUTI GUBERNUR BI BIDANG PENGAWASAN SITI FADJRIJAH,” UJAR MANTAN DIREKTUR PENGAWASAN BI, ZAINAL ABIDIN.
Pernyataan Zainal Abidin mengejutkan anggota Pansus dan terus mendalami kesaksian ini. "Saya enggak tahu mereka menangis karena apa. Hanya menyaksikan mereka bertiga menangis," kata mantan Direktur Pengawasan BI ini. Salah satu Anggota Pansus, Akbar Faisal, menanyakan mengapa manangis , namun Zinal hanya menjawab : "Tidak tahu, enggak bilang sama saya.”
HALIM ALAMSYAH LUPA , MIRANDA GULTOM MENDUKUNG ATAU MENOLAK FPJP Rp. 6,7 T BANK CENTURY.
Saksi lainnya, Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Halim Alamsyah, mengaku tidak mengetahui ada "drama tangisan" dalam rapat yang "memuluskan" Bank Century mendapat dana talangan Rp 6,7 triliun itu. Namun, menurut Halim, sebelum itu memang terjadi perdebatan sengit antara Miranda Goeltom dan Direktur Pengawasan Bank II, Endang Sedyaji. Perdebatan itu, menurutnya, mengenai perubahan FPJP. Ketika Anggota Pansus, Marwan Djafar, berntanya : "Ibu Miranda Gultom mendukung atau menolak FPJP Rp.6,7 T ?" , Halim Alamsyah spontah menjawab "Saya lupa."
Saksi lain, mantan Ketua Tim Pengawasan Bank I, Heru Kristiana, mengatakan tidak terlalu mengamati suasana dramatis itu. Namun, ia membenarkan adanya perdebatan keras antara Miranda dan Endang dalam rapat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar