Selasa, 29 Desember 2009

RAJA SILAHI SABUNGAN

http://pomparanrajasilahisabungan.wordpress.com

ISTILAH SIPITU (7) TURPUK BERTENTANGAN DENGAN PODA SAGU-SAGU MARLANGAN RAJA SILAHI SABUNGAN.
Merujuk pada Poda Sagu-sagu Marlangan dikatakan “hamu anakhu na ualu“ memberi makna yang kuat (tegas) bahwa Raja Silahi Sabungan inginkan kesatuan / integritas dari 8 (Ualu) keturunannya। Artinya sekaligus bahwa ungkapan sipitu (7) turpuk tidak tepat dan bahkan sebaiknya tidak pernah digunakan dalam konteks keturunan Raja Silahi Sabungan। Merujuk pada spirit Poda Sagu-sagu marlangan diatas bahwa keturunan Raja Silahi Sabungan adalah 8 (delapan) maka sebutan turpuk yang sebenarnya ialah 8 (depalan) Turpuk.

ISTILAH 7 (sipitu) TURPUK UPAYA PEMECAH-BELAHAN

Bila kita sadari, istilah sipitu (7) turpuk pada akhirnya hanya mengerdilkan makna integritas keturunan Raja Silahi Sabungan. Poda Sagu-sagu Marlangan jelas menyiratkan makna spiritual keutuhan jiwa dan darah diantara keturunan Raja Silahi Sabungan. Kita selaku ketuturnan Raja Silahi Sabungan supaya tidak ikut larut serta merta mengisolasi makna Poda Sagu-sagu Marlangan dengan istilah Sipitu (7) Turpuk. Kita dengan tegas harus mengemukakan 8 (depalan) Turpuk supaya tidak memberi celah ( bagi orang-orang yang kontra poda Sagu-sagu Marlangan ) dalam upayanya merusak tafsir maupun tatanan unifikasi jiwa dan darah keturunan Raja Silahi Sabungan. TIDAK MENGGUNAKAN ISTILAH 7 TURPUK Penulis mengira, mencuatnya istilah Sipitu (7) turpuk merupakan suatu bagian dari upaya pemecah-belahan unifikasi keturunan Raja Silahi Sabungan. Untuk itu, sebaiknya istilah Sipitu (7) Turpuk ini jangan pernah kita gunakan, karena bertentangan dengan poda Sagu-sagu मर्लंगन

HAMU ANAKKU NA UALU :

  • INGKON MASIHAHOLONGAN MA HAMU SAMA HAMU RO DI POMPARANMU. SI SADA ANAK SI SADA BORU, NA SO TUPA MARSIOLIAN, TARLUMOBI POMPARAN MU NA PITU DOHOT POMPARAN NI SITAMBUN RAJA ON.
  • INGKON HUMOLONG ROHAMU NA PITU DOHOT POMPARANMU TU BORU POMPARAN NI ANGGIMU SITAMBUN RAJA ON, SUANG SONGON I NANG HO TAMBUN RAJA DOHOT POMPARANMU INKON HUMOLONG ROHAM DI BORU POMPARAN NI HAHAM NA PITU ON.
  • TONGKA DOHONONMU NA UALU NA SO SA AMA SA INA HAMU TU PUDIAN NI ARI.
  • TONGKA PUNGKAON BADA MANANG SALISI TU ARI NA NAENG RO. MOLO ADONG PARBADAAN MANANG PARSALISIHAN DI HAMU, INGKON SIAN TONGA – TONGAMU MASI TAPI TOLA, SIBAHEN UHUM NA TINGKOS NA SOJADI MARDINGKAN, JALA NA SO TUPA HALAK NA ASING PASAEHON.


Catatan penulis.
Dalam berbagai blog maupun jejaring frienship lainnya , visi Raja Silahi Sabungan banyak diperbincangkan bahkan dipersoalkan. Poda Sagu-sagu Marlangan merupakan visi spektakuler Raja Silahi Sabungan untuk keturunannya di masa depan. Beberapa versi catatan yang tersaji di dunia maya semakin mengukuhkan kentalnya ikatan antara marga-marga keturunan Raja Silahi Sabungan. Meski akan kita temui juga berbagai versi catatan yang kontroversi, mesdiskreditkan makna Poda Sagu-sagu Marlangan sebagai upaya Raja Silahi Sabungan untuk meredam pertikain diantara keturunannya.
Secara obyektif, visi Raja Silahi Sabungan menjadi tolak ukur bahwa 8 keturunannya kelak akan berkembang di seantero jagad raya. Untuk itu peranan Poda Sagu-sagu Marlangan menjadi suatu tuntunan abadi yang diwajibkan tetap dijungjung tinggi oleh keturunannya, sampai kapanpun dan dimanapun kelak berada. Dewasa ini Poda Sagu-sagu Marlangan umumnya masih tetap bertahan di kalangan keturunan Raja Silahi Sabungan. Dari keturunannya yang tertua ( marga Sihaloho ) sampai kepada keturunannya yang paling bungsu ( marga Tambunan ) , petuah Raja Silahi Sabungan ini masih eksis dipertahankan.
Raja Silahi Sabungan melihat adanya celah pertikaian (nantinya ) mengingat keberadaan 8 anak-anaknya terlahir dari 2 ibu yang berbeda. Tujuh (7) keturunannya ( Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Butar Raja, Bariba Raja, Debang Raja dan Batu Raja ) terlahir dari Pinggan Matio Padang Batangari , putri Raja Parultep, dari suku Pakpak. Sedangkan Tambun Raja terlahir dari Similing-miling , putri Raja Mangarerak (Nairasaon) di Sibisa. Raja Silahi Sabungan seolah ingin mempertegas keturunannya, meski mereka terlahir dari ibu yang berbeda namun mereka adalah satu darah, yaitu darah Raja Silahi Sabungan. Kita sebagai keturunan Raja Silahi Sabungan tentu menyikapi Poda Sagu-sagu Marlangan ini sebagai suatu warisan mulia leluhur. Bahwa kita diajarkan akan saling menghormati, menghargai dan bahkan saling memaklumi dalam menghadapi masalah / perselisihan dan menyelesaikannya selalu dengan cara-cara kekeluargaan. Demikian halnya dengan hubungan pria dan wanita. Sudah pasti diantara pri-wanita marga-marga keturunannya : Sihaloho, Situngkir, Sipangkar, Sipayung, Silalahi, Sinagiro, Sinabang, Sinabutar, Naiborhu, Sinurat, Nadapdap, Dolok Saribu, Sidabariba, Sidebang, Pintu Batu, Sigiro, Tambun, Tambunan, Daulay, semua marga-marga ini merupakan sedarah keturunan, sebagai kakak-adik dan tidak boleh saling menikah. Bahkab juga marga Sembiring, kita perlu mempertegas Sembiring apa. Karena kalau Sembiring-nya adalah Sinupayung, Sinupangkar, Sinulaki dan Keloko, semua itu merupakan keturunan marga dari keturunan Raja Silahi Sabungan yang merantau dan berafiliasi dengan marga Sembiring di Tanak Karo Simalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar