Rabu, 30 Desember 2009

PENYEBARAN INJIL TANAH BATAK TOBA

Beberapa sumber mencatat bahwa awal penyebaran Injil di tanah Batak dimulai semenjak Pendeta Ward dan Pendeta Barton dari Gereja Baptis Inggris meyebarkan injil. Usaha nyebaran Injil di tanah Batak dimulai kembali di tahun 1834 dengan diutusnya Pdt Samuel Munson dan Pdt Henry Lyman dari badan Zending di Boston, USA. Usaha ini mengalami kegagalan di saat kedua missionaris tersebut mati syahid di Lobu Pining ( Tapanili Utara). Sejak itu, Orang Batak Toba ( disebut Batta atau Battaks oleh Belanda ) dikenal sebagai orang kubu ( hinterland ) dengan kebiasaan kanibalisme. Usaha menginjili tanah Batak sempat terhenti sampai berita mengenai tanah Batak Toba terdengar lagi di benua Eropa dari hasil ekspedisi seorang Ilmuwan yang bernama Jung Hun pada tahun 1840.
BELANDA KONSENTRASI KE TANAK BATAK TOBA
Akibatnya pada tahun
1849 Lembaga Alkitab Nederlandsche mengirim Van der Tuuk untuk mempelajari Bahasa Batak dan hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa Batak Toba sekaligus menggunakan aksara Batak Toba. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk, Badan Zending Rheinshe (RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam menyebarkan Injil ke daerah Batak Toba degan mengutus Pendeta D.R. Fabri ke sana, sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan terhalangnya usaha di pulau Bornoe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar