Jumat, 17 Juni 2011

Petinggi Partai Demokrat terlibat kasus Sekmenpora



Sejumlah Nama Penting Partai Demokrat Disebut M. Nazarudin
Mohammad Nazaruddin kembali melempar bola panas dari Singapura. Dalam pesan singkat telepon genggam kepada dua media, M. Nazaruddin menuding rekannya satu fraksi, yakni Angelina Sondakh, Mirwan Amir dan politisi PDIP I Wayan Koster yang memainkan anggaran Rp 191 miliar untuk proyek Wisma Atlet Sea Games di Palembang, Sumatera Selatan. Koster dituduh menerima uang sogokan pada lapis pertama, sebelum mengalir kepada Angelina kemudian Mirwan. …. read more [klik]

KPK Gelar Rekontruksi Penangkapan Wafid Muharram
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Non aktif, Wafid Muharram yang saat ini tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet sempat mempertanyakan proses rekonstruksi yang digelar KPK di bekas kantornya. Meski begitu, Wafid mengatakan bahwa kedatangannya ke Kemenpora selain untuk menjalani proses rekonstruksi juga ingin silaturahmi dengan Menpora Andi Mallarangeng. "Karena ingin silaturahmi dengan Menteri ya dia mau, ternyata kondisinya begini dan Menterinya sudah pergi," ujarnya.

Wafid ditangkap KPK bersama dengan Manajer Marketing PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris dan Direktur PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang. Wafid diduga menerima suap dari Idris dan Mindo Rosalina.
Ketika menggeledah kantor Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharram, KPK menyita uang ratusan juta rupiah Selain menemukan cek senilai Rp3,2 miliar, juga ditemukan uang dalam amplop Rp73,171 juta, US$128.148, Aus$1.370, dan 1.955 euro. ... read more [klik]

Kamis, 16 Juni 2011

Batak Samosir Berbeda Dengan Batak Toba


Samosir merupakan sub atau bagian dari suku bangsa Batak. Suku Batak Samosir meliputi Kabupaten Samosir dan sebagian kecil Kabupaten Toba Samosir yang sekarang yang wilayahnya meliputi pulau Samosir.

SAMOSIR MASUK DALAM KERAJAAN BATAK
Pada masa Kerajaan Batak yang berpusat di Bakara, Kerajaan Batak yang dalam pemerintahan Dinasti Sisingamangaraja membagi Kerajaan Batak dalam 4 (empat) wilayah yang disebut Raja Maropat, yaitu:

1)      Raja Maropat Silindung
2)      Raja Maropat Samosir
3)      Raja Maropat Humbang
4)      Raja Maropat Toba

Daerah Batak Samosir masuk dalam wilayah Raja Maropat Samosir yang wilayahnya meliputi pulau Samosir. Namun akibat geografis, keberadaan Samosir sedikit terbelakang dibandingkan dengan wilayah Toba sekitarnta yang menjadi sentra peradaban setelah Barus.
Menurut catatan almanak HKBP, peradaban modernisasi masuk ke Toba sekisar tahun 1840 setelah  Junghun, seorang antropolog Eropa, datang ke tanah Batak. Melalui Junghun kemudian bangsa Eropa dapat mengenal orang Batak. Pada tahun 1878, sebanyak 306 desa di Toba - Silindung masuk dalam koloni Belanda. Baru kemudian pada tahun 1899 para Missionari  HKBP, yakni Pdt. Henock Lumbantobing merintis penginjilan ke Samosir.

Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda membentuk Keresidenan Tapanuli pada tahun 1910. Keresidenan Tapanuli terbagi atas 4 (empat) wilayah yang disebut afdeling dan saat ini dikenal dengan kabupaten atau kota, yaitu:

1)      Afdeling Padang Sidempuan, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kota Padang Sidempuan.
2)      Afdeling Nias, yang sekarang menjadi Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.
3)      Afdeling Sibolga dan Ommnenlanden, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.
4)      Afdeling Bataklanden, yang sekarang menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Pakpak Bharat.

Daerah Batak Samosir menjadi salah satu bagian dari 5 (lima) onderafdeling (sub afdeling) dari Afdeling Bataklanden, yaitu Onderafdeling Samosir yang beribukota di Pangururan. Onderafdeling Samosir dipimpin oleh seorang Controleur van Samosir.

PASCA PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI 1945
Setelah kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia pun tetap menjadikan Tapanuli menjadi sebuah keresidenan. Dr. Ferdinand Lumban Tobing merupakan Residen Tapanuli yang pertama.

Hanya sedikit perubahan dilakukan pada bagian penamaan, sedangkan pembagian wilayah tetap sama. Nama Afdeling Bataklanden misalnya diubah menjadi Luhak Tanah Batak dan Luhak pertama yang diangkat adalah Cornelius Sihombing yang pernah menjabat sebagai Demang Silindung.
Nama onderafdeling pun diganti menjadi Urung dan para demang yang memimpin onderafdeing diangkat menjadi Kepala Urung. Onderdistrik pun menjadi Urung Kecil yang dipimpin oleh Kepala Urung Kecil yang dulu adalah sebagai Assistent Demang.

Seiring dengan perjalanan sejarah, pemerintahan di Keresidenan Tapanuli pernah dibagi dalam 4 (empat) kabupaten, yaitu:

1)      Kabupaten Silindung
2)      Kabupaten Samosir
3)      Kabupaten Humbang
4)      Kabupaten Toba

Pada awal tahun 1950, ketika penyerahan kedaulatan, Keresidenan Tapanuli dilebur dalam Provinsi Sumatera Utara dibagi dalam 4 (empat) kabupaten baru, yaitu:

1)      Kabupaten Tapanuli Utara (sebelumnya Kabupaten Tanah Batak)
2)      Kabupaten Tapanuli Tengah (sebelumnya Kabupaten Sibolga)
3)      Kabupaten Tapanuli Selatan (sebelumnya Kabupaten Padang Sidempuan)
4)      Kabupaten Nias

Wilayah Batak Samosir termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang beribukota di Tarutung.

KABUPATEN SAMOSIR
Pada akhir tahun 2003 terjadi pemekaran Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Wilayah Samosir saat ini otonom sebagai Kabupaten Samosir yang beribukota di Pangururan sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir.

BATAK SAMOSIR TIDAK SAMA DENGAN BATAK TOBA
Kurang dapat diketahui sejak kapan Samosir dinyatakan sebagai Batak Toba. Padahal Batak Toba hanya meliputi wilayah Balige, Porsea, Laguboti, Parsoburan, Silaen, Sigumpar, Lumban Julu, Ajibata, Uluan, Pintu Pohan, dan sekitarnya. Sedangkan Batak Samosir tidak sama dengan Batak Toba. Samosir telah menjadi wilayah yang berbeda dengan Toba sejak zaman Kerajaan Batak hingga pembagian distrik pada HKBP.
Bila diperhatikan secara saksama pada buku JAMBAR HATA karangan oleh marga Sihombing dan PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni bangso Batak oleh W. M. Hutagalung sangat tampak jelas bahwa Samosir selalu dibedakan dengan Toba.  Selain itu, meski dalam banyak hal terdapat persamaan namun perbedaan mencolok dapat dilihat dari aksen bahasa, budaya dan adat istiadatnya.

Sumber :
1)      Laris Kaladius Sibagariang, seorang yang dituakan dan kepala adat di Hutaraja Sipoholon sebagai sumber lisan.
2)      Ramlo R. Hutabarat, sebagai salah satu sumber tertulis dalam opininya pada Harian Sinar Indonesia Baru (SIB) edisi Jumat, 5 Januari 2007 yang berjudul Tapanuli, Dari Suatu Masa Pada Suatu Ketika
3)      D. J. Gultom Raja Marpodang, sebagai salah satu sumber tertulis dalam bukunya yang berjudul Dalihan Natolu Nilai Budaya Suku Batak tentang Struktur Wilayah Pemerintahan Harajaon Batak
4)      W. M. Hutagalung, sebagai bahan pertimbangan dalam bukunya yang bejudul PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak
5)      ALMANAK HKBP

Silahisabungan , Silsilah keturunannya

Prasasti Makam Tugu Raja SIlahisabungan di Silalahi Nabolak, 



RAJA SILAHISABUNGAN memiliki  8 putera dan seorang putri, yang mana 7 diantaranya diaspora Huta Lahi (sekarang Silalahi Nabolak), sementara satu lainnya Tambunraja alias Siraja Tambun diaspora Sibisa Porsea. Ke tujuh putra dan 1 putri terlahir dari istrinya bernama Pingganmatio Padangbatangari, sedangkan seorang putra lainnya terlahir dari istrinya bernama Siboru Nailing Nairasaon.

Adapun anak-anak Raja Silahisabungan  adalah :
1. LOHORAJA
2. TUNGKIRRAJA
3. SONDIRAJA
4.
BUTARRAJA
5. DABARIBARAJA
6. DEBANGRAJA
7. BATURAJA
8. TAMBUNRAJA



Deklarasi keturunan Raja Silahisabungan dalam Pesta Tugu 2010




Silsilah keturunan Silalahi di Balige Toba berasal dari RAJA BUNGA-BUNGA (RAJA PARMAHAN SILALAHI) keturunan Rumasondi.

Jika diurut dari Raja Silahisabungan, adalah SONDIRAJA anak ke-3 Raja Silahisabungan. Keturunan Sondiraja adalah :

1. RUMASONDI // kemudian menjadi cabang marga Rumasondi
2. RUMASINGAP // kemudian menjadi cabang marga Rumasingap

RUMASONDI

1. BOLON RAJA // Di Silalahi Nabolak, memakai marga Rumasondi.
2. RAJA BUNGA-BUNGA alias Raja Parmahan , dibawa ke Baligeraja oleh Tuan Sihubil putra Sibagotni Pohan, memakai marga Silalahi.

RAJA BUNGA-BUNGA (RAJA PARMAHAN SILALAHI) di Balige, Toba
Memiliki 4 anak keturunan yang dinamai menyerupai nama leluhurnya) :

1. SINALOHO , keturunannya marga SILALAHI dan SIHALOHO
2. SINAGIRO, keturunannya  marga SILALAHI dan NAIBORHU
3. SINABANG, keturunannya marga  SILALAHI dan Sinabang
4. SINABUTAR, keturunannya marga SINABUTAR, SINURAT, NADAPDAP, DOLOKSARIBU


PADAN RAJA PARMAHAN SILALAHI DI BALIGE ( PADAN NI SILALAHI )

1. SAPALATUA TAMPUK NABOLON / TAMPUBOLON  sebagai HAHA DOLI
2. SITOMPUL BANGE-BANGE sebagai  ANGGI DOLI
3. SINAMBELA sebagai  ANGGI DOLI
4. SIMANULLANG sebagai ANGGI DOLI

Berikut silsilah POMPARAN RAJA PARMAHAN SILALAHI dari ke-empat anaknya :

I. SINALOHO, memiliki 3 anak, yaitu :

1. RAJA HARBANGAN.
Bermukim di BARUS dan memakai marga SIHALOHO dan SILALAHI
2. GURU MANGALOKSA.
Bermukim di SILINDUNG tetapi kemudian kembali ke Balige dan memakai marga SILALAHI
3. PATAR ULUAN.
Bermukim di SIHUBAK-HUBAK Porsea, awalnya memakai marga SIHALOHO tetapi kini kembali memakai marga SILALAHI

II. SINAGIRO, memiliki 2 anak, yaitu :

1. SANGGA RAJA.
Bermukim di Silalahi Dolok Balige dan keturunannya memakai marga SILALAHI
2. OMPU RUNGGU.
Bermukim di Silalahi Dolok Balige dan keturunannya memakai marga SILALAHI. Salah satu keturunannya  Ompu SIPANGINDINGAN bermukim di
HABINSARAN dimana keturunannya bermarga NAIBORHU

III. SINABANG, memiliki 3 anak :

1. RAJA MUAL.
Bermukim di Pagarbatu Balige dan keturunannya memakai marga SILALAHI
2. DATU NABORATAN.
Awalnya bermukim di Pagarbatu Balige namun kemudian melanglang buana berpindah-pindah ke banyak daerah. Umumnya keturunannya memakai marga Sinabang, Silalahi ataupun Rumasondi.
3. RAJA TUMALI.
Bermukim di LAGUBOTI dan keturunannya memakai marga SILALAHI dan RUMASONDI

IV. SINABUTAR, memilik anak 3 :

Bermukim di Silalahi Dolok Balige dan kemudian menetap di Uluan Porsea dan keturunannya memakai marga SINURAT, DOLOKSARIBU dan NADAPDAP